Dalam setiap struktur organisasi perusahaan terdapat posisi manager yang bertanggung jawab mengelola dan mewujudkan rencana tim kerja dengan baik.
Selain itu, seorang manager juga dituntut cakap memotivasi serta meningkatkan semangat kerja para personel yang berada dalam lingkup divisinya.
Namun, menurut studi yang dihelat Towers Watson mengatakan bahwa setengah dari manajer di dunia ini kurang andal dan kurang efektif dalam mencapai tujuan kerja.
Hasil studi pun menunjukkan bahwa data yang mereka perolah dari sejumlah perusahaan, tertera bahwa banyak perusahaan di dunia yang mengalami krisis efektivitas karyawan.
Situasi ini disebabkan para manajer yang kurang mampu dalam mengelola konflik dan tercatat tidak bisa membantu personel pada tim kerja untuk menggapai goals mereka.
Salah satu kebiasaan buruk yang acap kali ditemui pada sejumlah manager dewasa ini adalah mereka kurang tanggap dalam mengeksekusi ide atau saran dari bawahan.
Selain itu, mereka juga memiliki kebutuhan untuk selalu terlihat mumpuni pada atasan.
Jadi, alih-alih bekerja secara nyata sebagai bukti kemampuan diri, banyak manager yang sibuk “cari muka” pada bos tanpa hasil kerja yang berarti.
Selain itu, seorang manager juga dituntut cakap memotivasi serta meningkatkan semangat kerja para personel yang berada dalam lingkup divisinya.
Namun, menurut studi yang dihelat Towers Watson mengatakan bahwa setengah dari manajer di dunia ini kurang andal dan kurang efektif dalam mencapai tujuan kerja.
Quote:
Studi yang dipublikasikan dalam buku Effective Managers: Your Critical Link To Succesful Strategy Execution ini mengatakan bahwa banyak manager yang akhirnya kurang mawas terhadap kebutuhan tim kerja sehingga menyebabkan mereka lalai dalam menjalankan kerja yang sesungguhnya. Pada salah satu bab buku tersebut di atas, tertulis, “Seberapa efektif peran seorang manager dalam membantu karyawan untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan? Ternyata tidak sebaik yang seharusnya. Hanya setengah manager yang berhasil meraih hasil kerja tim yang baik. Seluruh perusahaan yang mengikuti Talent Management and Rewards 2014, ditemukan bahwa hanya setengah manager yang dianggap bekerja maksimal. Sisanya, gagal.” |
Situasi ini disebabkan para manajer yang kurang mampu dalam mengelola konflik dan tercatat tidak bisa membantu personel pada tim kerja untuk menggapai goals mereka.
Salah satu kebiasaan buruk yang acap kali ditemui pada sejumlah manager dewasa ini adalah mereka kurang tanggap dalam mengeksekusi ide atau saran dari bawahan.
Selain itu, mereka juga memiliki kebutuhan untuk selalu terlihat mumpuni pada atasan.
Jadi, alih-alih bekerja secara nyata sebagai bukti kemampuan diri, banyak manager yang sibuk “cari muka” pada bos tanpa hasil kerja yang berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar